BAGAIMANA PROSES-PROSES ILMIAH
DALAM MEMECAHKAN MASALAH BIOLOGI ?
1.
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Biologi sebagai bagian dari keilmuan IPA memiliki
karakteristika masalah dan prinsip - prinsip dasar pemecahannya. Menurut Carin
dan Sund (1989:5), IPA ( termasuk pula Biologi) merupakan sekumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis, menyangkut gejala -gejala alam.
Secara utuh, IPA sebagai keilmuan terdiri atas tiga dimensi , meliputi produk,
proses dan sikap ilmiah. Produk ilmiah meliputi fakta ilmiah, konsep, prinsip,
teori, hokum dan hipotetsis. Proses ilmiah menyangkut kaidah-kaidah atau
prosedur ilmiah (metode atau cara kerja ilmiah). Sikap ilmiah harus mendasari
kerja ilmiah sehingga akan dihasilkan produk ilmiah yang dapat dipertanggung
jawabkan. Pendekatan pemecahan masalah biologi dapat dilakukan dengan observasi
eksploratif , critical experiment, atau quasy experiment. Pada bidang biologi
tertentu diterapkan pula segi-segi “trial and error”. Pada pendekatan
observasi, langkah-langkah atau prosedur ilmiah antara lain :
ü Identifikasi
masalah (berdasar kenyataan di lapangan)
ü Merumuskan
masalah
ü Merancang
pengumpulan data , a.l :
·
identifikasi variable (bebas dan
tergayut) yang terkait,
·
penetapan lokasi dan sampel,
·
penetapan parameter dan cara pengukuran,
·
organisasai data (tabulasi data)
·
menetapkan rancangan pengolahan data
ü Melakukan
observasi, mengumpulkan data
ü Mengolah
data dan membahas
ü Menyimpulkan
ü Identifikasi
masalah baru yang berkembang
ü Merancang
kembali pemecahan masalah baru (siklik).
Pendekatan eksperimen berbeda dengan observasi pada
umumnya. Pada eksperimen
ada
unit kontrol dan unit perlakuan, serta ada rumusan hipotesisnya. Untuk
merumuskan
hipotesis,
seseorang membutuhkan wawasan teoritik yang memadahi terkait dengan
permasalahannya, serta perlu melakukan analisis dan sintesis (bernalar) sebelum
merumuskannya. Langkah- langkah ilmiah dalam eksperimen meliputi :
ü Identifikasi
masalah
ü Merumuskan masalah
ü Menggali
referensi yang relevan dan merumuskan hipotesis
ü Merancang
percobaan, a. l. menyangkut identifikasi variable (bebas, tergayut),
menetapkan
parameter yang akan diukur, menetapkan bahan penelitian, menetapkan seleksi
bahan / objek penelitian, merencana perlakuan atau manipulasi objek, cara
pengukuran atau pengumpulan data, cara mengolah data, dan menetapkan cara
kontrol variable.
ü Melakukan
percobaan (eksperimen)
ü Mengumpulkan
dan mengolah data
ü Membahas data
ü Merumuskan kesimpulan
ü Identifikasi
masalah baru yang berkembang – kembali merancang pemecahan masalah (siklik)
Pada pendekatan “quasy experiment”, tidak ada /
tidak dapat ditetapkan unit kontrol. Misal, bagaimana efek intensitas cahaya
terhadap pertumbuhan tanaman ?, apakah laju pernapasan laki-laki berbeda dengan
perempuan ?, apakah ada perbedaan efek dari beberapa jenis pupuk daun terhadap
pertumbuhan tanaman ?, dst. Permasalahan tersebut memang harus dijawab dengan
percobaan, tetapi tidak ada unit yang dapat disebut kontrol terhadap unit
percobaan yang lain.
Frank menggambarkan bahwa proses keilmuan bersifat
siklik, terdiri atas aktivitas induktif dan deduktif. IPA dikembangkan dari
pengungkapan gejala (pengamatan objek) alam dan menghasilkan data-data empiris.
Data kemudian diolah dan disintesis sehingga dapat dirumuskan pengertian baru
yang “lebih besar / umum” yang disebut produk ilmiah. Produk ilmiah bertatar,
mulai dari produk yang paling elementer yaitu fakta ilmiah.
Beberapa fakta ilmiah disintesis lagi untuk
merumuskan pengertian yang lebih umum lagi yaitu berupa konsep. Secara umum,
aktivitas berfikir (berabstraksi) merumuskan pengertian yang sederhana menjadi
pengertian yang lebih umum disebut generalisasi. Generalisasi untuk
merumuskan konsep disebut pula konsepualisasi. Bebeerapa konsep dapat
digeneralisir untuk membangun teori, ataupun prinsip ilmiah.
Generalisasi lebih lanjut dari prinsipprinsip ilmiah
akan dihasilkan suatu hukum ilmiah. Aktifvitas berfikir (berabstraksi)
melakukan generalisasi dari data empiric menjadi produk-produk ilmiah inilah
yang disebut proses induktif.
Sebaliknya, merumuskan prediksi faakta (hipotesis) berpijak dari konsep,
prinsip ataui teori ilmiah disebut proses
deduktif. Kedua proses berfikir merupakan satu kesatuan yang harus
dilakukan bila melakukan proses keilmuan.
b. Tujuan
1.
Mahasiswa berlatih melakukan pemecahan
masalah biologi melalui prosedur ilmiah
2.
Mahasiswa dapat menunjukkan sikap ilmiah
dalam melakukan proses-proses ilmiah
3.
Mahasiswa dapat beerlatih menemukan
fakta dan konsep ilmiah
2. TINJAUN PUSTAKA
Pertumbuhan
adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat kembali)
karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel, dapat pula disebabkan
oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Sedangkan perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur
dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi
dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan perkecambahan biji.
Kemudian, kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil sempurna, yang kemudian
tumbuh membesar. Setelah mencapai masa tertentu tumbuhan akan berbunga dan
menghasilkan biji kembali.
Perkecambahan adalah munculnya plumula (tanaman kecil dari dalam biji).
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan menjadi 2, yaitu epigeal
dan hypogeal. Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi
pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kotiliden terangkat ke atas tanah,
misalnya kacang hijau. Sedangkan perkecambahan hypogeal adalah apabila
terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut
tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada
biji kapri.
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan
internal, salah satu faktor eksternal adalah cahaya. Tumbuhan memerlukan
cahaya. Banyaknya cahaya yang diperlukan tidak selalu sama pada setiap
tumbuhan. Umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya
dapat menguraikan auksin (suatu hormone pertumbuhan). Pertumbuhan yang
cepat di tempat gelap disebut etiolasi.
Cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan tertentu. Ada tumbuhan yang dapat
berbunga pada hari pendek (lamanya penyinaran matahari lebih pendek daripada
waktu gelapnya). Ada pula tumbuhan yang berbunga pada hari panjang (lamanya
penyinaran lebih panjang daripada waktu gelapnya). Hal tersebut berhubungan
dengan aktifitas hormon fitokrom dalam tumbuhan. Selain mempengaruhi
pembungaan, fitokrom berpengaruh terhadap etiolasi, pemanjangan batang,
pelebaran daun, dan perkecambahan.
Fitokrom adalah protein dengan kromatofora yang mirip fikosianin. Fitokrom
mempunyai dua macam struktur yang reversible yaitu yang dapat mengabsorpsi
cahaya merah (600 nm) disingkat Pr dan yang dapat mengabsorpsi cahaya
merah jauh, far red (730 nm) disingkat Pfr.
Reaksi Terang
Tahap pertama
dari sistem fotosintesis adalah reaksi terang, yang sangat bergantung kepada
ketersediaan sinar matahari. Reaksi terang merupakan penggerak bagi reaksi
pengikatan CO2 dari udara. Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein dari
membran tilakoid yang terdiri dari sistem cahaya (fotosistem I dan II), sistem
pembawa elektron, dan komplek protein pembentuk ATP (enzim ATP sintase). Reaksi
terang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, juga menghasilkan oksigen
dan mengubah ADP dan NADP+ menjadi energi pembawa ATP dan NADPH.
Reaksi terang
terjadi di tilakoid, yaitu struktur cakram yang terbentuk dari pelipatan
membran dalam kloroplas . Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan
mengubahnya menjadi energi kimia. Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka
disebut grana.
Secara
ringkas, reaksi terang pada fotosintesis ini terbagi menjadi dua, yaitu
fosforilasi siklik dan fosforilasi nonsiklik. Fosforilasi adalah reaksi
penambahan gugus fosfat kepada senyawa organik untuk membentuk senyawa fosfat
organik. Pada reaksi terang, karena dibantu oleh cahaya, fosforilasi ini
disebut juga fotofosforilasi.
Reaksi Gelap
Reaksi gelap
merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi ini tidak membutuhkan
cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas yang disebut stroma. Bahan
reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang, dan CO2,
yang berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa
(C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi katabolisme. Reaksi ini ditemukan
oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena itu reaksi gelap disebut juga
reaksi Calvin-Benson.
Salah satu
substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom karbon lima yang
terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Jika diberikan gugus fosfat kedua dari
ATP maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang
nantinya akan mengikat CO2 dalam reaksi gelap. Secara umum, reaksi gelap dapat
dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.
3.
METODE
PRAKTIKUM
a. Waktu
dan lokasi : 23-25 agustus
2013, praktikum ini dilakukan di rumah penulis.
b. Objek
kajian :
Alternatif persoalan
biologi seputar “Perkecambahan biji”.
-
Dimanakah letak perbedaan ciri
perkecambahan atara biji lamtoro, biji jagung, kacang hijau ?
-
Apakakah intensitas cahaya berpengaruh
terhadap perkecambahan biji kedelai ?
-
Apakah air limbah perkecambahan biji ?
-
Apakah struktur kulit biji berpengaruh
terhadap perkecambahan biji ?
-
Bagaimana respons perkecamabahan
serealia terhadap cahaya ?
c. Carakerja
:
-
Pilihlah satu masalah yang handak
dipecaahkan dalam kelompok
-
Buat rancangan pemecahan masalahnya
(eksperimen atau observasi), a l. :
·
identifikasi faktor atau variabel
terkait dengan masalah yang saudara pilih
·
tetapkan parameter (gejala-gejala yang
akan diukur) yang hendak diukur , menyangkut faktor lingkungan, dan faktor
RESPONS bijinya.
·
Pikirkan representasi objek, homogenitas
objek
·
Pikirkan langkah-langkah mengontrol
variable
·
Pikirkan alat dan cara pengukuran respon
biji
·
Pikirkan organisasi data dan cara
pengolahannya
·
Melakukan pengamatan / percobaan untuk
mengumpulkan data
·
Diskusikan / bahas hasil pengamatan /
percobaan
·
Buatlah kesimpulan dan saran
·
Identifikasi masalah baru / perkembangan
masalah
·
Membuat laporan hasil.
4.
HASIL
DAN EMBAHASAN
-
Hasil
Dari
pengamatan di lapangan diperoleh hasil sebagai berikut
perlakuan
|
Hari ke
|
|
||
1
|
2
|
3
|
||
Tempat gelap
|
Belum
tumbuh
|
2 cm
|
3,5 cm
|
|
Tempat terang
|
Sekitar 0,5 cm
|
0,9 cm
|
1,5 cm
|
-
Pembahasan
Dari data table hasil percobaan diatas
dapat dilihat bahwa perbedaan pertumbuhan yang begitu besar yaitu dimana pada
hari pertama perlakuan di tempat gelap masih belum tumbuh kecambah kacang
hijaunya, sedangkanpada perlakuan di tempat tterang kacang hijaunya sudah
tumbuh sekita 0,5 cm. pada hari kedua perbedaan begitu signifikan terlihat
karna pada hari ini perlakuan di tempat gelap sudah lebih tinggi yaitu sekitar
2 cm sedangkan pada perlakuan di tempat terang hanya sekitar 0,9 cm dan pada
hari yang ketiga perlakuan di tempat gelap mencapai kketinggian 3,5 cm
sedangkan perlakuan di tempat terang hanya sekitar 1,5 cm. disini dapat kita
lihat bagaimana pengaruh intensitas cahaya pada pertumbuhan tumbuhan sangat
signifikan. Dimana pertumbuhan tumbuhan pada tempat yang minim cahaya lebih
cepat dari pada tempat yang mendapat cahaya penuh.
5.
KESIMPULAN
DAN SARAN
-
Kesimpulan
Dari
hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa sinar matahari sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dimana pada tempat yang kurang cahaya
pertumbuhan tanaman begitu cepat sedangkan pada tempat yang mendapat cahaya
cukup pertumbuhannya lambat
-
Saran
Agar lebih memperhatikan waktu supaya
praktikum yang dilakukan lebih maksimal hasilnya.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Buku penuntun
praktikum biologi dasar 1 FMIPA biologi 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar