Hanter Olong Blog
Jumat, 16 Mei 2014
Saat Remaja Hobi Makan Makanan Instan, Waspada Kena Penyakit di Usia 35 Tahun
Remaja, khususnya yang tinggal di daerah perkotaan, saat ini seakan sudah bergantung pada makanan instan. Konsumsi makanan jenis ini bahkan sudah biasa dijadikan menu makanan setiap hari. Waspada, kebiasaan ini bisa memberikan dampak buruk di kemudian hari.
"Dalam sebungkus makanan instan, mi instan misalnya, terdapat sekitar 1.200-1.500 mg natrium, sementara yang dibutuhkan 500 mg sehari. Natrium kan fungsinya mengatur keseimbangan cairan, kalau berlebihan prosesnya jadi mengganggu kerja ginjal," terang Rita Ramayulis, DCN, MKes, pakar nutrisi, saat ditemui detikHealth dan ditulis pada Jumat (16/5/2014).
Selanjutnya fungsi ginjal akan menurun, pembuluh darah juga jadi tak elastis dan kaku. "Nanti lama-lama bisa menimbulkan risiko hipertensi, serangan jantung, stroke dan berujung pada kematian," lanjutnya.
Rita menyayangkan tren hidup masa kini para remaja yang sudah tak sehat. Menurutnya kebiasaan mengonsumsi jajanan berupa junk food dan makanan instan, ditambah dengan soft drink, bisa membuat mereka lebih cepat mengalami penyakit degeneratif, seperti hipertensi, penyakit jantung, kanker dan diabetes.
Makanan instan seperti kornet dan sosis mengandung lemak tinggi, terutama lemak jenuh dan lemak rantai panjang. Keduanya menurut Rita relatif sulit dicerna, sehingga juga akan memberatkan kerja organ-organ pencernaan. Soft drink mengandung fosfat yang bisa menimbulkan risiko osteoporosis.
"Kalau sejak SMA sudah terbiasa makan makanan seperti ini tiap hari, nanti bisa-bisa usia 35 tahun saja sudah kena penyakit. Makanan instan begini kan lemak jenuhnya tinggi, gula dan garamnya juga tinggi, tapi rendah serat," papar dosen jurusan Gizi di Politeknik Kesehatan Jakarta II tersebut.
dikutip : detik-healt
Olahraga Sebelum Makan dapat Mengontrol Gula Darah
Pengontrolan gula darah memang menjadi salah satu faktor penting bagi pasien diabetes. Salah satu caranya adalah dengan menyuntikkan insulin sebelum atau sesudah makan. Namun peneliti mengatakan bahwa ada cara untuk menggantikan peran insulin.
Penelitian terbaru dari University of Otago di Dunedin, New Zealand membuktikan bahwa olahraga intens sebelum makan dapat membantu mengurangi kenaikan gula darah yang cukup signifikan. Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka yang mengalami penurunan fungsi insulin.
"Olahraga yang dilakukan secara rutin mampu membuat tubuh lebih sehat, dan olahraga intens dalam waktu singkat sebelum makan mampu mengurangi peningkatan gula darah secara signifikan," tutur Monique Francois, ketua tim peneliti seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/5/2014).
Francois mengatakan bahwa olahraga ternyata mempunyai peran yang sama seperti insulin, yakni menstimulasi otot untuk menyerap gula darah. Sehingga semakin berat olahraga yang dilakukan, semakin cepat pula otot menyerap gula darah.
Hasil lain menunjukkan bahwa terdapat penurunan kadar gula darah sebanyak 17 persen sesudah sarapan dan 13 persen sesudah makan malam bagi mereka yang sebelumnya melakukan olahraga. Rata-rata kadar gula darah yang turun adalah 12 persen selama satu hari.
Penelitian ini dilakukan Francois kepada dua orang wanita dan tujuh pria yang mempunyai penurunan fungsi insulin. Dua di antaranya mempunyai diabetes tipe 2 namun tidak ada yang melakukan pengobatan ataupun menjaga kadar gula darah.
Para partisipan diminta untuk melakukan program olahraga selama sehari penuh. Salah satunya adalah berlari di treadmill sebelum sarapan, makan siang dan makan malam. Masing-masing olahraga dilakukan selama 30 menit.
Penelitian ini diterbitkan di Journal Diabetologia.
dikutip : detik-healt
Hati-hati, Minum Minuman Beralkohol Bikin Nafsu Makan Meningkat Drastis
Jakarta, Ingin menjaga berat badan normal tapi masih hobi minum minuman beralkohol seperti wine? Sebaiknya Anda mulai menguranginya. Studi sebutkan kebiasaan tak sehat ini dapat mempengaruhi nafsu makan, bahkan tanpa disadari Anda bisa makan 6.300 ekstra kalori sehari setelahnya.
Survei yang dilakukan terhadap 2.042 responden ini menyebutkan bahwa kalori ekstra sejumlah tersebut dapat menyebabkan peningkatan berat badan sekitar 1 kg per pekan. Sebanyak 51 persen dari responden mengaku setelah minum minuman beralkohol keinginan mereka untuk 'berpesta' makanan cepat saji memang menjadi lebih besar. Para ahli berpendapat masalah ini muncul karena tren gaya hidup.
Tak hanya makan lebih banyak, setengah dari total responden tersebut juga membatalkan jadwal latihan fisik rutin mereka pasca minum sekitar empat gelas minuman beralkohol. Mereka lebih memilih untuk tidur, bersantai, dan menonton televisi, sambil makan camilan. Kombinasi ini yang kemudian membuat kenaikan berat badan tak terelakkan.
Dr Jacquie Lavin, Kepala Bidang Gizi dan Penelitian di Slimming World membenarkan bahwa alkohol 'melonggarkan' kontrol diri seseorang. Dia menegaskan bahwa mereka yang mengonsumsi minuman alkohol lebih cenderung untuk makan dalam porsi lebih besar dan dalam waktu yang lebih lama.
"Alkohol membuat makanan terasa lebih segala-galanya. Rasanya bahkan akan terasa jauh lebih enak dari biasanya," papar Dr Lavin, seperti dikutip dari BBC, Jumat (16/5/2014).
Oleh karena itu Dr Lavin menyerukan pentingnya menginformasikan pada masyarakat, khususnya yang berada di perkotaan, apa sebenarnya dampak negatif lain dari konsumsi minum minuman beralkohol secara berlebihan.
Sependapat dengan Dr Lavin, ahli gizi dari Public Health England (PHE), Dr Alison Tedstone, juga menegaskan efek negatif dari konsumsi berlebihan minuman beralkohol. "Laporan ini bisa membuat orang tersadar akan tingginya kandungan kalori yang muncul dari minuman beralkohol. Asupan kalori berlebih dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas, yang pada akhirnya berujung pada risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan beberapa jenis kanker," ujarnya.
dikutip : detik-healt
Kanker Payudara Lebih Mematikan Bagi Wanita Obesitas
Risiko kanker payudara memang diketahui lebih besar pada mereka yang bertubuh apel atau memiliki kelebihan lemak di sekitar pinggang. Jika sudah terkena kanker, risiko kematian pun meningkat bila mereka tak menjaga berat badan tubuh.
Penelitian terbaru yang dilakukan pada 80.000 wanita dengan kanker stadium awal membuktikan bahwa wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas memiliki risiko kematian yang lebih tinggi daripada wanita lain dengan stadium kanker yang sama namun berberat badan lebih rendah.
Hasil penelitian mengatakan bahwa wanita obesitas yang mempunyai kanker payudara memiliki risiko kematian lebih tinggi 34 persen. Penelitian ini dilakukan pada wanita yang belum menopause.
"Dilihat dari segi apapun, obesitas akan dapat menggantikan tembakau sebagai penyebab utama kanker dalam beberapa waktu ke depan," tutur Dr Clifford Hudis, Presiden American Society of Clinical Oncology seperti dikutip dari Reuters, Jumat (16/5/2014).
Nah untuk menghindari kanker payudara, Anda dapat melakukan hal sederhana seperti:
1. Jauhi Junk Food
Junk Food diketahui mempunyai kaitan terhadap asupan lemak yang tinggi selama masa puber dengan kecepatan perkembangan sel-sel kanker. Diterangkan bahwa sebelum tumornya muncul, terjadi perubahan pada payudara, di antaranya peningkatan pertumbuhan sel serta perubahan sel-sel imun. Dan ini berlanjut hingga orang yang bersangkutan beranjak dewasa, yang berakibat pada munculnya lesi pra-kanker atau tahap awal kanker payudara.
2. Minum Jus Tomat
Segelas jus tomat setiap hari mampu menjauhkan Anda dari kanker payudara. Hal ini disebabkan oleh lycopene dalam segelas tomat dapat meningkatkan hormon adiponectin, hormon yang berperan dalam pengaturan kadar lemak dan obesitas, sebesar 9 persen. Hormon adiponektin diketahui dapat mencegah terjadinya kanker payudara.
3. Menyusui
Risiko kanker payudara salah satunya bisa diturunkan dengan menyusui lebih dari setahun. Selain mendekatkan hubungan batin dan fisik ibu dengan bayi, dengan menyusui ibu mendapat manfaat ganda yakni mencegah kanker payudara serta mengembalikan bentuk tubuhnya karena dengan menyusui rahim ibu akan menyusut lebih cepat.
dikutip detik-healt
(vit/up)
BAGAIMANA PROSES-PROSES ILMIAH DALAM MEMECAHKAN MASALAH BIOLOGI ?
BAGAIMANA PROSES-PROSES ILMIAH
DALAM MEMECAHKAN MASALAH BIOLOGI ?
1.
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Biologi sebagai bagian dari keilmuan IPA memiliki
karakteristika masalah dan prinsip - prinsip dasar pemecahannya. Menurut Carin
dan Sund (1989:5), IPA ( termasuk pula Biologi) merupakan sekumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis, menyangkut gejala -gejala alam.
Secara utuh, IPA sebagai keilmuan terdiri atas tiga dimensi , meliputi produk,
proses dan sikap ilmiah. Produk ilmiah meliputi fakta ilmiah, konsep, prinsip,
teori, hokum dan hipotetsis. Proses ilmiah menyangkut kaidah-kaidah atau
prosedur ilmiah (metode atau cara kerja ilmiah). Sikap ilmiah harus mendasari
kerja ilmiah sehingga akan dihasilkan produk ilmiah yang dapat dipertanggung
jawabkan. Pendekatan pemecahan masalah biologi dapat dilakukan dengan observasi
eksploratif , critical experiment, atau quasy experiment. Pada bidang biologi
tertentu diterapkan pula segi-segi “trial and error”. Pada pendekatan
observasi, langkah-langkah atau prosedur ilmiah antara lain :
ü Identifikasi
masalah (berdasar kenyataan di lapangan)
ü Merumuskan
masalah
ü Merancang
pengumpulan data , a.l :
·
identifikasi variable (bebas dan
tergayut) yang terkait,
·
penetapan lokasi dan sampel,
·
penetapan parameter dan cara pengukuran,
·
organisasai data (tabulasi data)
·
menetapkan rancangan pengolahan data
ü Melakukan
observasi, mengumpulkan data
ü Mengolah
data dan membahas
ü Menyimpulkan
ü Identifikasi
masalah baru yang berkembang
ü Merancang
kembali pemecahan masalah baru (siklik).
Pendekatan eksperimen berbeda dengan observasi pada
umumnya. Pada eksperimen
ada
unit kontrol dan unit perlakuan, serta ada rumusan hipotesisnya. Untuk
merumuskan
hipotesis,
seseorang membutuhkan wawasan teoritik yang memadahi terkait dengan
permasalahannya, serta perlu melakukan analisis dan sintesis (bernalar) sebelum
merumuskannya. Langkah- langkah ilmiah dalam eksperimen meliputi :
ü Identifikasi
masalah
ü Merumuskan masalah
ü Menggali
referensi yang relevan dan merumuskan hipotesis
ü Merancang
percobaan, a. l. menyangkut identifikasi variable (bebas, tergayut),
menetapkan
parameter yang akan diukur, menetapkan bahan penelitian, menetapkan seleksi
bahan / objek penelitian, merencana perlakuan atau manipulasi objek, cara
pengukuran atau pengumpulan data, cara mengolah data, dan menetapkan cara
kontrol variable.
ü Melakukan
percobaan (eksperimen)
ü Mengumpulkan
dan mengolah data
ü Membahas data
ü Merumuskan kesimpulan
ü Identifikasi
masalah baru yang berkembang – kembali merancang pemecahan masalah (siklik)
Pada pendekatan “quasy experiment”, tidak ada /
tidak dapat ditetapkan unit kontrol. Misal, bagaimana efek intensitas cahaya
terhadap pertumbuhan tanaman ?, apakah laju pernapasan laki-laki berbeda dengan
perempuan ?, apakah ada perbedaan efek dari beberapa jenis pupuk daun terhadap
pertumbuhan tanaman ?, dst. Permasalahan tersebut memang harus dijawab dengan
percobaan, tetapi tidak ada unit yang dapat disebut kontrol terhadap unit
percobaan yang lain.
Frank menggambarkan bahwa proses keilmuan bersifat
siklik, terdiri atas aktivitas induktif dan deduktif. IPA dikembangkan dari
pengungkapan gejala (pengamatan objek) alam dan menghasilkan data-data empiris.
Data kemudian diolah dan disintesis sehingga dapat dirumuskan pengertian baru
yang “lebih besar / umum” yang disebut produk ilmiah. Produk ilmiah bertatar,
mulai dari produk yang paling elementer yaitu fakta ilmiah.
Beberapa fakta ilmiah disintesis lagi untuk
merumuskan pengertian yang lebih umum lagi yaitu berupa konsep. Secara umum,
aktivitas berfikir (berabstraksi) merumuskan pengertian yang sederhana menjadi
pengertian yang lebih umum disebut generalisasi. Generalisasi untuk
merumuskan konsep disebut pula konsepualisasi. Bebeerapa konsep dapat
digeneralisir untuk membangun teori, ataupun prinsip ilmiah.
Generalisasi lebih lanjut dari prinsipprinsip ilmiah
akan dihasilkan suatu hukum ilmiah. Aktifvitas berfikir (berabstraksi)
melakukan generalisasi dari data empiric menjadi produk-produk ilmiah inilah
yang disebut proses induktif.
Sebaliknya, merumuskan prediksi faakta (hipotesis) berpijak dari konsep,
prinsip ataui teori ilmiah disebut proses
deduktif. Kedua proses berfikir merupakan satu kesatuan yang harus
dilakukan bila melakukan proses keilmuan.
b. Tujuan
1.
Mahasiswa berlatih melakukan pemecahan
masalah biologi melalui prosedur ilmiah
2.
Mahasiswa dapat menunjukkan sikap ilmiah
dalam melakukan proses-proses ilmiah
3.
Mahasiswa dapat beerlatih menemukan
fakta dan konsep ilmiah
2. TINJAUN PUSTAKA
Pertumbuhan
adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat kembali)
karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel, dapat pula disebabkan
oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Sedangkan perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur
dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi
dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan perkecambahan biji.
Kemudian, kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil sempurna, yang kemudian
tumbuh membesar. Setelah mencapai masa tertentu tumbuhan akan berbunga dan
menghasilkan biji kembali.
Perkecambahan adalah munculnya plumula (tanaman kecil dari dalam biji).
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan menjadi 2, yaitu epigeal
dan hypogeal. Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi
pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga
mengakibatkan daun lembaga dan kotiliden terangkat ke atas tanah,
misalnya kacang hijau. Sedangkan perkecambahan hypogeal adalah apabila
terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut
tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada
biji kapri.
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan
internal, salah satu faktor eksternal adalah cahaya. Tumbuhan memerlukan
cahaya. Banyaknya cahaya yang diperlukan tidak selalu sama pada setiap
tumbuhan. Umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya
dapat menguraikan auksin (suatu hormone pertumbuhan). Pertumbuhan yang
cepat di tempat gelap disebut etiolasi.
Cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan tertentu. Ada tumbuhan yang dapat
berbunga pada hari pendek (lamanya penyinaran matahari lebih pendek daripada
waktu gelapnya). Ada pula tumbuhan yang berbunga pada hari panjang (lamanya
penyinaran lebih panjang daripada waktu gelapnya). Hal tersebut berhubungan
dengan aktifitas hormon fitokrom dalam tumbuhan. Selain mempengaruhi
pembungaan, fitokrom berpengaruh terhadap etiolasi, pemanjangan batang,
pelebaran daun, dan perkecambahan.
Fitokrom adalah protein dengan kromatofora yang mirip fikosianin. Fitokrom
mempunyai dua macam struktur yang reversible yaitu yang dapat mengabsorpsi
cahaya merah (600 nm) disingkat Pr dan yang dapat mengabsorpsi cahaya
merah jauh, far red (730 nm) disingkat Pfr.
Reaksi Terang
Tahap pertama
dari sistem fotosintesis adalah reaksi terang, yang sangat bergantung kepada
ketersediaan sinar matahari. Reaksi terang merupakan penggerak bagi reaksi
pengikatan CO2 dari udara. Reaksi ini melibatkan beberapa kompleks protein dari
membran tilakoid yang terdiri dari sistem cahaya (fotosistem I dan II), sistem
pembawa elektron, dan komplek protein pembentuk ATP (enzim ATP sintase). Reaksi
terang mengubah energi cahaya menjadi energi kimia, juga menghasilkan oksigen
dan mengubah ADP dan NADP+ menjadi energi pembawa ATP dan NADPH.
Reaksi terang
terjadi di tilakoid, yaitu struktur cakram yang terbentuk dari pelipatan
membran dalam kloroplas . Membran tilakoid menangkap energi cahaya dan
mengubahnya menjadi energi kimia. Jika ada bertumpuk-tumpuk tilakoid, maka
disebut grana.
Secara
ringkas, reaksi terang pada fotosintesis ini terbagi menjadi dua, yaitu
fosforilasi siklik dan fosforilasi nonsiklik. Fosforilasi adalah reaksi
penambahan gugus fosfat kepada senyawa organik untuk membentuk senyawa fosfat
organik. Pada reaksi terang, karena dibantu oleh cahaya, fosforilasi ini
disebut juga fotofosforilasi.
Reaksi Gelap
Reaksi gelap
merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi ini tidak membutuhkan
cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas yang disebut stroma. Bahan
reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan dari reaksi terang, dan CO2,
yang berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap ini, dihasilkan glukosa
(C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi katabolisme. Reaksi ini ditemukan
oleh Melvin Calvin dan Andrew Benson, karena itu reaksi gelap disebut juga
reaksi Calvin-Benson.
Salah satu
substansi penting dalam proses ini ialah senyawa gula beratom karbon lima yang
terfosforilasi yaitu ribulosa fosfat. Jika diberikan gugus fosfat kedua dari
ATP maka dihasilkan ribulosa difosfat (RDP). Ribulosa difosfat ini yang
nantinya akan mengikat CO2 dalam reaksi gelap. Secara umum, reaksi gelap dapat
dibagi menjadi tiga tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.
3.
METODE
PRAKTIKUM
a. Waktu
dan lokasi : 23-25 agustus
2013, praktikum ini dilakukan di rumah penulis.
b. Objek
kajian :
Alternatif persoalan
biologi seputar “Perkecambahan biji”.
-
Dimanakah letak perbedaan ciri
perkecambahan atara biji lamtoro, biji jagung, kacang hijau ?
-
Apakakah intensitas cahaya berpengaruh
terhadap perkecambahan biji kedelai ?
-
Apakah air limbah perkecambahan biji ?
-
Apakah struktur kulit biji berpengaruh
terhadap perkecambahan biji ?
-
Bagaimana respons perkecamabahan
serealia terhadap cahaya ?
c. Carakerja
:
-
Pilihlah satu masalah yang handak
dipecaahkan dalam kelompok
-
Buat rancangan pemecahan masalahnya
(eksperimen atau observasi), a l. :
·
identifikasi faktor atau variabel
terkait dengan masalah yang saudara pilih
·
tetapkan parameter (gejala-gejala yang
akan diukur) yang hendak diukur , menyangkut faktor lingkungan, dan faktor
RESPONS bijinya.
·
Pikirkan representasi objek, homogenitas
objek
·
Pikirkan langkah-langkah mengontrol
variable
·
Pikirkan alat dan cara pengukuran respon
biji
·
Pikirkan organisasi data dan cara
pengolahannya
·
Melakukan pengamatan / percobaan untuk
mengumpulkan data
·
Diskusikan / bahas hasil pengamatan /
percobaan
·
Buatlah kesimpulan dan saran
·
Identifikasi masalah baru / perkembangan
masalah
·
Membuat laporan hasil.
4.
HASIL
DAN EMBAHASAN
-
Hasil
Dari
pengamatan di lapangan diperoleh hasil sebagai berikut
perlakuan
|
Hari ke
|
|
||
1
|
2
|
3
|
||
Tempat gelap
|
Belum
tumbuh
|
2 cm
|
3,5 cm
|
|
Tempat terang
|
Sekitar 0,5 cm
|
0,9 cm
|
1,5 cm
|
-
Pembahasan
Dari data table hasil percobaan diatas
dapat dilihat bahwa perbedaan pertumbuhan yang begitu besar yaitu dimana pada
hari pertama perlakuan di tempat gelap masih belum tumbuh kecambah kacang
hijaunya, sedangkanpada perlakuan di tempat tterang kacang hijaunya sudah
tumbuh sekita 0,5 cm. pada hari kedua perbedaan begitu signifikan terlihat
karna pada hari ini perlakuan di tempat gelap sudah lebih tinggi yaitu sekitar
2 cm sedangkan pada perlakuan di tempat terang hanya sekitar 0,9 cm dan pada
hari yang ketiga perlakuan di tempat gelap mencapai kketinggian 3,5 cm
sedangkan perlakuan di tempat terang hanya sekitar 1,5 cm. disini dapat kita
lihat bagaimana pengaruh intensitas cahaya pada pertumbuhan tumbuhan sangat
signifikan. Dimana pertumbuhan tumbuhan pada tempat yang minim cahaya lebih
cepat dari pada tempat yang mendapat cahaya penuh.
5.
KESIMPULAN
DAN SARAN
-
Kesimpulan
Dari
hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa sinar matahari sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dimana pada tempat yang kurang cahaya
pertumbuhan tanaman begitu cepat sedangkan pada tempat yang mendapat cahaya
cukup pertumbuhannya lambat
-
Saran
Agar lebih memperhatikan waktu supaya
praktikum yang dilakukan lebih maksimal hasilnya.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Buku penuntun
praktikum biologi dasar 1 FMIPA biologi 2013
Langganan:
Postingan (Atom)