laporan praktikum fisiologi hewan
pengukuran potensial air
oleh : Idham Olong
I.
PENDAHULUAN
Pernahkah kita
memikirkan bagaimana caranya udara masuk ke dalam tubuh tumbuhan ? Semua sel
tumbuhan dikelilingi oleh selaput atau membran. Membran sel tidak dapat dilalui
oleh semua zat. Membran sel berfungsi sebagai tirai kasa di jendela rumahmu
yang dapat dilalui udara tetapi tidak dapat dilalui benda-benda yang besar
seperti serangga atau kerikil bahkan nyamuk. Bagaimana zat-zat tertentu dapat
melalui membran sel ? Sel-sel tumbuhan dapat dilewati air, zat-zat makanan yang
terlarut, oksigen dan karbondioksida baik ke dalam atau ke luar sel.
Sel
tumbuhan memerlukan oksigen dan karbondioksida, serta bagaimana zat-zat
tersebut bergerak melewati membran sel? Bagian-bagian penyusun zat yang
ukurannya sangat kecil disebut partikel. Partikel tersebut menyebar merata ke
segala arah. Zat –zat bergerak dari tempat yang mempunyai konsentrasi lebih
tinggi ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Proses perpindahan zat
seperti tersebut disebut difusi. Konsentrasi suatu zat adalah ukuran yang menunjukkan
jumlah suatu zat dalam volume tertentu. Difusi partikel zat itu akan berhrnti
jika konsentrasi zat di kedua tempat tersebut sudah sama.
Proses
osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika
terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik,
maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapatkan dan kehilangan
air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata)
dan kepiting (Arthoropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan
lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut
akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan),
atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan
hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil
dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam
lingkungan yang hipo - atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan
air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
Pada
praktikum ini kita akan melakukan pengamatan terhadap potensial kimia air untuk
mengetahui pergerakan kimia air dalam tumbuhan yang mengalami kelebihan air
ataupun kekurangan cairan. Kita akan mengamati pergerakan air yang terjadi pada
umbi kentang dan larutan sukrosa. Caranya yaitu dengan merendam potongan
jaringan dalam suatu seri larutan yang diketahui konsentrasinya. Dari sini kita
akan mengetahui apakah umbi kentang yang memiliki potensialair tinggi ataupun
larutan sukrosa . Namun dalam percobaan ini kita juga harus memperhatikan
faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyimpangan hasil dari teori yang ada
sebelumya. Berdasarkan hal tersebut, maka praktikum Fisiologi Tumbuhan ini
dilaksanakan.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Potensial air merupakan potensial
kimia air dalam suatu system atau bagian system. Dinyatakan dalam satuan
tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air murni (juga dalam satuan
tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian yang sama
potensial murni ditentukan sama dengan nol. Faktor-faktor penghasil gradient
yaitu konsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek larutan terhadap
potensial kimia pelarut, matriks.
Potensial kimia adalah energi bebas per mol
substansi di dalam suatu system kimia. Oleh karena itu, potensial kimia suatu
sengawa di bawah kondisi tekanan dan temperatur konstan tergantung kepada
jumlah mol substansi yang ada. Dalam hal hubungan air dan tanaman, potensial
kimia dari air sering dinyatakan dengan istilah “ potensial air ”. Selanjutnya,
bila potensial kimia dapat dinyatakan sebagai ukuran energi dari suatu
substansi yang akan bereaksi atau bergerak, maka potensial air merupakan ukuran
dari enegi yang tersediadi dalam air untuk bereaksi atau bergerak. Dengan kata
lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk
molekul difusi.
Potensial
air murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang terlarut di dalam air
tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air dari suatu
larutan adalah kurangdari nol. Definisi ini hanya berlaku pada tekanan
atmosfir. Apabila tekanan di sekitar sistem di tingkatkan atau di turunkan,
maka secara otomatis potensial air akan naik atau turun sesuai dengan perubahan
tekanan tersebut.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen,
yaitu potensial tekanan dan potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah
atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmosis menujukkan setatus
larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tersubut ke dalam
seri larutan yang telah di ketahui potensial airnya, maka potensial air
jaringan tunbuhan tersebut dapat diketahui.
Hubungan antar potensial air adalah dengan melibatkan
peristiwa osmosis karena osmoseis merupakan peristiwa difusi dimana antara 2
tempat tersedianya difusi dipisahkan oleh membrane atau selaput.
Pada fisiologi tanaman adalah hal biasa untuk menunjukkan
energi bebas yang di kandung di dalam air dalam bentuk potensial air (ψ).
Definisi dari potensial air adalah energi per unit volume air, potensial air
berbanding lurus dengan suhunya (Fitter, A.h dan Hay, R.K.M,1981) Potensial
osmotic merupakan potensial kimia yang disebabkan adanya materi yang terlrut.
Potensial osmotic selalu memiliki nilai negative, hal ini disebabkan karena
cenderung bergerak menyebrangi membrane semi permeable dari air murni menuju
air yang mengandung zat terlarut (Lambers, dkk, 1998). Besar jumlah potensial
air pada tumbuhan dipengaruhi oelah 4 macam komponen potensial, yaitu
gravitasi, matriks, osmotic dan tekanan. Potensial gravitasi bergantung pada
air didalam daerah gravitasi . potensial matriks bergantung pada kekuatan
mengikat air saat penyerapan. Potensial osmotic bergantung pada hidrostatik
atau tekanan angina dalam air (Deragon, 2005).
III.
METODE
PRAKTIKUM
A. Hari
& Tanggal : Kamis, 05 januari 2012
B. Waktu
/ Jam : 14.00 WIT
C. Tempat
Praktikum : Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi FMIPA Unpatti
D. Alat
:
Ø Bir
sumbat gabus berdiameter 0,8 cm
Ø Silet
Ø Neraca
Ohaus
Ø Cawan
Petri 10 buah
Ø Kertas
saring
Ø Pinset
E. Bahan
:
·
Bahan tumbuhan : Umbi kentang (Solanum
tuberosum)
·
Bahan kimia :
- Aquades
- Larutan Sukrosa : 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M, 0,4
M, 0,5 M, 0,6 M, 0,7 M, 0,8 M, dan 0,9
M.
F. Prosedur
Kerja
1. Menyiapkan
10 buah cawan petri , masing-masing diisi dengan 10 ml dari larutan berikut :
aquades, larutan sukrosa 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M, 0,4 M, 0,5 M, 0,6 M, 0,7 M, 0,8 M, dan 0,9 M.
2. Melakukan
tahap-tahap berikut dengan cepat, membuat 10 silinder umbi kentang dengan yang
berdiameter 0,8 cm, masing-masing dengan panjang 4 cm, menghilangkan bagian kulitnya.
Sebaiknya semua silinder umbi kentang berasal dari umbi kentang saja.
Meletakkan silinder di dalam wadah tertutup.
3. Menggunakan
pisau silet, memotong satu silinder umbi kentang menjadi irisan-irisan tipis
dengan tebal 1-2 mm.
4. Membilas
irisan tipis kentang dengan aquades dengan cepat, mengeringkan dengan kertas
saring dan menimbangnya. Selanjutnya memasukkan ke dalam salah satu larutan sukrosa yang telah
disiapkan. Melakukan inin pada tiap-tiap silinder umbi kentang untuk
masing-masing larutan berikutnya.
5. Merendam
silinder selama 1 jam, mengeluarkan irisan-irisan tersebut dari masing-masing
cawan petri, lalu mengeringkan dengan kertas pengisap dan menimbangnya.
Melakukan ini untuk semua contoh percobaan.
6. Untuk
menghitung rumus berikut perubahan berat, gunakan rumus berikut : % perubaahn
berat = berat akhir – berat mula-mula. Per Berat mula-mula x100%.
7. Kenudian
buat grafik dan plotkan persen perubahan berat pada ordinat dan konsentrasi
larutan sukrosa (dalam molar) pada absis.
8. Potensial
air jaringan dapat diperoleh setelah terlebih dahulu menghitung potensial
osmotic untuk masing-masing konsentrasi pada sukrosa.
Gunakan rumus berikut
:
Dimana M = molaritas
dari larutan sukrosa
I = Konstanta ionisasi, untuk sukrosa = 1
R = konstanta gas ()
0,0831 bar/derajat mol
T = Suhu absolute = (C
+ 273)
Rumus diatas cukup
digunakan untuk menghitung potensial osmotic suhu larutan sukrosa. Selanjutnya,
potensial dari larutan-larutan, lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus berikut :
9. Kemudian
menentukan dengan menginterpolasikan dari grafik, konsentrasi sukrosa yang
tidak menghasilkan perubahan berat. Dan menghitung
dari larutan ini. Nilai
tersebut sebanding dengan potensial air
jaringan.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Analisis Data
Rumus:
% perubahan
berat= berat akhir – berat mula-mula/berat mula-mula×100%
1.Aquades
2.Larutan
Sukrosa 0,1 M
3.Larutan
Sukrosa 0,2 M
4.Larutan Sukrosa
0,3 M
5.Larutan
Sukrosa 0,4 M
6.Larutan
Sukrosa 0,5 M
7.Larutan Sukrosa 0,6 M
8.Larutan
Sukrosa 0,7 M
9.Larutan
Sukrosa 0,8 M
10. Larutan Sukrosa 0,9 M
Rumus yang digunakan untu menghitung
potensial osmotik yaitu:
ψs = miRT
Untuk ψsadalah potensial
osmotic;
M = molalitas larutan;
i = konstantaionisasi;
R = konstanta gas;
T=
temperature absolute( C + 273 ).
Diketahui suhu penelitian merupakan suhu kamar : 27 derajat Celsius
Suhu absolute = 27o Celsius + 273 = 300
Diketahui suhu penelitian merupakan suhu kamar : 27 derajat Celsius
Suhu absolute = 27o Celsius + 273 = 300
1. Potensial osmotic aquades 0,0 M
Ψs = 0,0 × 1× 0,0831 × 300
= 0
= 0
2.
Potensial osmotic sukrosa 0,1 M
Ψs = 0,1 × 1× 0,0831 × 300
= 2,493
Ψs = 0,1 × 1× 0,0831 × 300
= 2,493
3.
Potensial osmotic sukrosa 0,2 M
Ψs = 0,2 × 1× 0,0831 × 300
= 4,986
4. Potensial osmotic sukrosa 0,3 M
Ψs = 0,3 × 1× 0,0831 × 300
= 7,479
5. Potensial osmotic sukrosa 0,4 M
Ψs = 0,4 × 1× 0,0831 × 300
= 9,972
Ψs = 0,2 × 1× 0,0831 × 300
= 4,986
4. Potensial osmotic sukrosa 0,3 M
Ψs = 0,3 × 1× 0,0831 × 300
= 7,479
5. Potensial osmotic sukrosa 0,4 M
Ψs = 0,4 × 1× 0,0831 × 300
= 9,972
6.
Potensial osmotic sukrosa 0,5 M
Ψs = 0,5 × 1× 0,0831 × 300
= 12,456
7. Potensial osmotic sukrosa 0,6 M
Ψs = 0,6 × 1× 0,0831 × 300
= 14,958
8. Potensial osmotic sukrosa 0,7 M
Ψs = 0,7 × 1× 0,0831 × 300
= 17,451
9. Potensial osmotic sukrosa 0,8 M
Ψs = 0,8 × 1× 0,0831 × 300
= 19,944
10. Potensial osmotic sukrosa 0,9 M
Ψs = 0,9 × 1× 0,0831 × 300
= 22,437
Ψs = 0,5 × 1× 0,0831 × 300
= 12,456
7. Potensial osmotic sukrosa 0,6 M
Ψs = 0,6 × 1× 0,0831 × 300
= 14,958
8. Potensial osmotic sukrosa 0,7 M
Ψs = 0,7 × 1× 0,0831 × 300
= 17,451
9. Potensial osmotic sukrosa 0,8 M
Ψs = 0,8 × 1× 0,0831 × 300
= 19,944
10. Potensial osmotic sukrosa 0,9 M
Ψs = 0,9 × 1× 0,0831 × 300
= 22,437
.
B. Pembahasan
Ø hasil
KOSENTRASI LARUTAN SUKROSA
|
BERAT AWAL (gr)
|
BERAT AKHIR (gr)
|
PERUBAHAN BERAT (gr)
|
PRESENTASE PERUBAHAN BERAT (%)
|
AQUADES
|
0,08
|
0,16
|
0,08
|
8 %
|
0,1
|
0,09
|
0,10
|
0,01
|
1 %
|
0,2
|
0,04
|
0,10
|
0,06
|
6 %
|
0,3
|
0,11
|
0,12
|
0,01
|
1 %
|
0,4
|
0,08
|
0,12
|
0,04
|
4 %
|
0,5
|
0,14
|
0,15
|
0,01
|
1 %
|
0,6
|
0,07
|
0,08
|
0,01
|
1 %
|
0,7
|
0,04
|
0,09
|
0,05
|
5 %
|
0,8
|
0,06
|
0,07
|
0,01
|
1 %
|
0,9
|
0,09
|
0,10
|
0,01
|
1 %
|
Tabel
hubungan konsentrasi dengan perubahan tinggi permukaan cairan
Grafik
persentasi perubahan berat terhadap kosentrasi larutan sukrosa
Ø Pembahasan
Dalam praktikum
ini Langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat silinder umbi kentang dengan
menggunakan pengebor gabus yang diameter 0,8 cmm dengan panjang masing-masing
silinder 4 cm, ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah dan bentuk
jaringan kentang yang homogen untuk percobaan, sebanyak 4 silinder kentang
kemudian di potong lagi menjadi ± 1-2 mm kemudian di bersihkan dan di timbang
berat awal kentang tersebut. Kemudian kentang tersebut direndam di dalam cawan petri yang sebelumnya telah diisi
larutan sukrosa dengan kosentrasi yang berbeda yaitu : 0,1 M, 0,2 M, 0,3 M, 0,4
M, 0,5 M, 0,6 M, 0,7 M, 0,8 M, 0,9 M selama 15 menit . Dengan perlakuan
tersebut kita mencoba mengetahui larutan yang mana yang isotonis dengan tekanan
dalam jaringan kentang, ini dapat diketahui melalui silinder kentang pada
konsentarasi berapa yang tidak mengalami perubahan berat, ini berarti tidak ada
aliran molekul air baik dari dalam maupun keluar jaringan kentang.
Dari hasil yang
didapat yaitu pada kentang dengan beerar
awal 0,08 gr berubah menjadi 0,16 gr setelah direndam dalam larutan aquuades.
Dengan perubahan berat 0,08 gr yang berarti presentase perubahan berat yaitu 8
% yang didapat dari : berat akhir dikurangi berat awal dibagi dengan berat awal
dan dikalikan dengan 100 %. Begitu juga dengan kentang dengan berat awal 0,9 gr
berubah menjadi 0,10 gr setelah direndam dalam larutan sukrosa dengan
kosentrasi 0,1 M selama 15 menit jadi perubahan berat yaitu 0,01 gr dengan
persentase perubahan berat 1 % begitu juga dengan yang lainnya dengan perubahan
berat yang berbeda. Hal
ini menunjukan bahwa air pada larutan sukrosa mengalir masuk ke dalam jaringan,
yang menandakan bahwa potensial air pada larutan sukrosa lebih tinggi
dibandingkan dengan potensial air pada kentang sehingga kentang tersebut dapat
menyerap larutan sukrosa saat perendaman.
C. Kesimpulan
Kesimpulan
Dari hasil yang kami peroleh dari praktikum ini bahwa semakin besar kosentrasi
larutan sukrosa yang digunakan untuk merendam kentang tersebut ternyata tidak
menjadi patokan bahwa hasil persentase perubahan berat juga akan besar karena
ada juga yang kosentrasi sukrosanya tinggi tetapi persentase perubahan beratnya
rendah.
Waktu
perendaman juga berpengaruh terhadap presentase perubahan berat. Semakin lama
waktu perendaman maka persentase perubahan berat juga akan semakin
tinggi.
V.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø J.
Pagaya , 2012
Penuntun praktikum fisiologi, jurusan biologi FMIPA UNPATTI
V.
DAFTAR
PUSTAKA
ü Penuntun
praktikum fisiologi tumbuhan, jurusan biologi FMIPA UNPATTI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar