OSMOSIS MELALUI SELAPUT TELUR
OLEH : IDHAM OLONG
A.
PENDAHULUAN
Osmosis
sering diasalah pahami oleh mahasiswa.Sebagai sala satu contoh misalnya konsep
yang menerangkan bahwa osmosis adalah peristiwa yang merupakan kebalikan dari
peristiwa difusi. Kesalahan terjadi ketika memahami bahwa osmosis adalah pergerakan
atau perpindahan molekul dari konsentrasi rendah ( hipotonis ) menuju larutan
dengan konsentrasi tinggi ( hipertonis ) melalui membrane semipermeabel
semata.pada pemahaman seperti initidak memperhatikan molekul mana yang
bergerak? jika diperhatikanbahwa yang mengalami pergerakan adalah molekul
pelarut ( air ) maka tidak akan terjadi kesalahan dalam memahami konsep
sederhana ini. Dengan demikian baik difusi maupun osmosis sama – sama bergerak,
berpindah untuk meniadakan gradient konsentrasi sehingga pada ahir proses akan
didapatkan kondisi larutan yang seimbang ( isotonis ). Dalam praktikum ini kita
akan memanfaatkan membrane semipermeabel alami yang dimiliki oleh telur.
Berikutnya cara untuk mengatahui peristiwa osmosis adalah dengan melakukan pengamatan
pada telur, pertama telur di lubangi kedua ujung kutubnya, kemudian sala satu
ujung dilubangi hingga cangkang dan selaputnya pecah, sebaliknya ujung
berlawanan dilubangi hingga selaputnya, masukan sedotan pada ujung yang telah
dilubangi cangkang dan selaputnya dan tetesi dengan lilin hingga tidak terdapat
rongga untuk keluarnya udara. Selanjutnya rendam telur dalam beker gelas dengan
air secukupnya dan amati perisiwa osmosis pada sedotan tersebut. Sebelumnya
sedotan diberikan skala agar dapat menghitung osmosis yang terjadi ( cm/ menit
).
B. TINJAUAN PUSTAKA
Osmosis
merupakan bentuk perpindahan molekul air dari kosentrasi yang rendah ke
kosentrasi yang tinggi. Dengan masuknya air melalui sel akan tentulah akan
terbawa ion-ion yang terdapat di dalam tanah karena larutan tanah mengandung
ion. Pertumbuhan juga bergantung pada pengambilan air, dan banyak hal dalam
hubungan air tumbuhan bergantung pada interaksi antara sel dengan lingkungan.
Tumbuhan memang merupakan sistem yang dinamis dan sangat rumit, fungsi yang
satu berinteraksi dengan fungsi yang lain.
Dengan kata
lain, tumbuhan adalah sistem multidimensi.
(Salisbury dan Ross, 1995).Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup.Misalnya jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya.Hal ini penting diperhatikan terutama jika membicarakan difusi air.
(Salisbury dan Ross, 1995).Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup.Misalnya jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya.Hal ini penting diperhatikan terutama jika membicarakan difusi air.
Pentingnya
air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak amat jelas, misalnya pada
proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel dibatasi oleh dinding sel dan
relative hanya sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh elastisitas
dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis (tekanan turgor) berkembang dalam
vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan dalam dinding sel dan meningkatkan
potensial air vakuola. Dengan naiknya tekanan turgor, sel-sel yang berdekatan
saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun yang mulanya dalam keadaan layu
menjadi bertambah segar (turgid)
Dalam
keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh.(Islami dan Utomo, 1995).Sel tumbuhan,
prokariota, fungi, dan sejumlah protista memiliki dinding. Apabila sel seperti
ini berada dalam larutan hipotonik ketika direndam dalam air hujan, misalnya
dinding akan membantu mempertahankan keseimbangan air sel tersebut. Seperti sel
hewan, sel tumbuhan ini membengkak ketika air masuk melalui osmosis. Akan
tetapi, dindingnya yang lentur akan mengembang hanya sampai pada ukuran
tertentu sebelum dinding ini mengerahkan tekanan balik pada sel yang melawan
penyerapan air lebih lanjut. Pada saat ini sel tersebut membengkak (sangat
kaku) yang merupakan keadaan yang sehat untuk sebagian besar sel
tumbuhan.Tumbuhan yang tidak berkayu, seperti sebagian besar tumbuhan rumahan,
tergantung pada dukungan mekanis dari sel yang dijaga untuk tetap bengkak oleh
larutan hipotonik sekelilingnya.Jika sel tumbuhan dan sekelilingnya isotonik, tidak
ada kecenderungan bagi air untuk masuk dan selnya menjadi lembek (lembut), yang
menyebabkan tumbuhan menjadi layu.
Molekul-molekul air bersatu sebagai akibat adanya ikatan hidrogen.Pada saat itu berada dalam wujud cair, ikatan hidrogennya sangat rapuh, kekuatannya hanya sekitar seperduapuluh dari kekuatan ikatan kovalen.Ikatan-ikatan tersebut terbentuk, terpisah, dan terbentuk kembali dengan sangat cepat.Tiap ikatan hidrogen hanya mampu beberapa piko detik, tetapi molekul-molekulnya secara terus-menerus membentuk ikatan baru dengan pasangan penggantinya. Oleh karenanya, dalam waktu yang singkat, sejumlah tertentu dari seluruh molekul air akan berikatan dengan molekul tetangganya, membuat molekul air lebih teratur dibanding cairan lainnya. Secar keseluruhan, ikatan hidrogen menyatukan substansi tersebut, suatu fenomena yang disebut kohesi.
potencial osmotik larutan luar lebih rendah dari potensial osmotik sel-sel akar, maka air dapat masuk dari larutan luar ke dalam sistem akar. Dengan meningkatnya konsentrasi zat-zat terlarut maka masuknya air ke dalam akar akan menjadi lebih lambat sampai arah pergerakan air mungkin akan tebalik.
Molekul-molekul air bersatu sebagai akibat adanya ikatan hidrogen.Pada saat itu berada dalam wujud cair, ikatan hidrogennya sangat rapuh, kekuatannya hanya sekitar seperduapuluh dari kekuatan ikatan kovalen.Ikatan-ikatan tersebut terbentuk, terpisah, dan terbentuk kembali dengan sangat cepat.Tiap ikatan hidrogen hanya mampu beberapa piko detik, tetapi molekul-molekulnya secara terus-menerus membentuk ikatan baru dengan pasangan penggantinya. Oleh karenanya, dalam waktu yang singkat, sejumlah tertentu dari seluruh molekul air akan berikatan dengan molekul tetangganya, membuat molekul air lebih teratur dibanding cairan lainnya. Secar keseluruhan, ikatan hidrogen menyatukan substansi tersebut, suatu fenomena yang disebut kohesi.
potencial osmotik larutan luar lebih rendah dari potensial osmotik sel-sel akar, maka air dapat masuk dari larutan luar ke dalam sistem akar. Dengan meningkatnya konsentrasi zat-zat terlarut maka masuknya air ke dalam akar akan menjadi lebih lambat sampai arah pergerakan air mungkin akan tebalik.
C. Metode prektikum
a. Hari
dan Tanggal
Kamis, 19-01-2012
b. Waktu
atau Jam
12.00 - selesai
c. Tempat
Praktikum
Laboratorium Botani
Jurusan Biologi FMIPA Unpatti
d. Alat
ü Sedotan
ü Lilin
ü Spidol
ü Bekerglass
100 ml
ü Air
ü Penggaris
e. Bahan
ü Telur
ayam
f. Prosedur
kerja :
ü Ambil
sebutir telur, kemudian pukul-pukulah pelan-pelan pada bagian ujung telur yang
tumpul sehingga cangkangnya retak. Jangan sampai selaput di dalamnya pecah
ü Bersihkan
bagian ujung telur yang tumpul dari cangkang yang sudah retak-retak dengan cara
mengambil retak-retakan cangkang dengan hati-hati sehingga didapatkan ujung
telur yang tanpa cangkang kurang lebih 3 cm persegi.
ü Pada
ujung telur yang satunya (yang lebih lancip) dibuat lubang untuk memasukkan
sedotan
ü Masukkan
sedotan ke dalam telur dengan hati-hati.
ü Nyalakan
lilin dan arahkan tetes lilin ke bagian telur tempat masukkan sedotan sehingga
sedotan dan telur menjadi rapat (tidak bocor)
ü Isilah
bekerglass 100 ml dengan air kurang lebih 90 ml.
ü Ambillah
potongan lidi (2-3 batang) dan diletakkan miring dari dasar bekerglass ke mulut
bekerglass yang berguna untuk menyangga telur supayan tidak tenggelam ke dasar
bekerglass.
ü Sebelum
dimasukkan bubuhkan skala pada sedotan dengan menggunakan titik 0 dari pangkal
sedotan yang berhimpit dengan ujung telur.
ü Masukkan
telur dan bekerglass yang sudah diisi air dengan pelan-pelan dan mulailah
mencatat waktunya.
ü Amati
pergerakan air pada sedotan dengan selang waktu 5 menit kurang lebih 30
menit/secukupnya hingga anda mendapatkan data yang representatif.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil Pengamatan
telur
ayam kampong ( Callus domestica )
Menit ke
|
Perubahan
|
5
|
5
cm
|
10
|
12
cm
|
15
|
16 cm
|
20
|
23cm
|
25
|
30
cm
|
30
|
39 m
|
2.
Analisa data
WP
(menit) PU (cm)
5
menit = 7 cm
10
menit = 4 cm
15
menit = 7 cm
20
menit = 7 cm
25
menit = 7 cm
30
menit = 9 cm
Keterangan:
WP
: waktu pengamatan (menit)
PU
: pertambahan ukuran akibat tekanan osmosis pada sedotan (cm)
5 menit 4 cm, 7 cm, 9 cm
3. Pembahasan
Proses
osmosis alami yang terjadi pada telur
ayam kamoung (Callus domestica),
proses osmosis ini merupakan proses transport pasif karena tanpa energy
aktifitas. Osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi
rendah ( hipotonis ) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi ( hipertonis )
melalui membrane semipermeabel semata.
Dari hasil pengamatan kita dapat mengetahui dan menghitung nilai laju osmosis yang terjadi pada telur ayam.
Dari hasil pengamatan kita dapat mengetahui dan menghitung nilai laju osmosis yang terjadi pada telur ayam.
pada prosedur kerja yang telah dibuat, dimana telur ayam kampong harus dilubangi pada kedua kutub telur. Kutub telur pertama dilubangi hingga menembus cangkang dan selaput telur sebaliknya pada kutub telur berlawanan di lubangi hingga cangkangnya saja , kita dapat mengamati bagaimana molekul air yang memiliki konsentrasi rendah dapat berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi, serta dapat mengamati bagaimana molekul air menembus membrane sel telur ( selaput ) yang selektif permeabel. Dalam hal ini air sebagai pelarut yang memiliki konsentrasi rendah ( hipotonis ) dan cairan di dakam telur merupakan pelarut yang memiliki konsentrasi tinggi ( hipertonis ). Kesetimbangan dinamis akan terjadi jika konsentrasi antara larutan air dan cairan telur sama dan terbentuk larutan yang isotonis. Perpindahan larutan juga terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi,
Perbedaan
konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup.Misalnya jika pada senyawa
organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh
mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat mitokondria harus
dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat
organel lainnya.Hal ini penting diperhatikan terutama jika membicarakan difusi
air
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan pada sedotan yang telah diberikan skala dalam
selang waktu 5 menit hingga 30 menit diperoleh peningkatan tekanan pada sedotan
yang diakibatkan oleh tekanan osmotic ,peningkatan tekanan yang dibaca pada
skala sedotan yaitu 4 cm per 10 menit, 7 cm per 5 menit, 15 menit, 20 menit, 25
menit dan 9 cm per 30 menit.
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa
-
proses naiknya
cairan yang terdapat dalam telur dapat diartikan sebagai proses osmosis karna dilihat
dari pengertiannya osmosis merupakan proses perpindahan molekul air dari
kosentrasi rendah ke kosentrasi tinggi.
-
Cairan yang
terdapat dalam telur dapat naik ke atas karena air yang
merupakan pelarut yang memilki konsentrasi rendah (hipotonik) akan berpindah ke
cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonik) melewati selaput
membrane telur yang selektif permeable dengan melawan gradient konsentrasi
melalui proses osmoregulasi. Maka air tersebut yang mengakibatkan tekanan pada
cairan telur tersebut naik dari konsentrasi rendah samapai tinggi.
E.
DAFTAR PUSTAKA
ü Pagaya,
Joseph. 2012.Penuntun Praktikum Osmosis
dengan Selaput Telur. FMIPA UNPATTI-BIOLOGI.